Monday, 28 May 2012

Pinang

 
Nama latin : Arecacatechu
Nama lokal : Pinang
Diskripsi Tanaman :
       Sebagian orang, kalau mendengar istilah pinang, akan ingat pada kiasan”seperti pinang dibelah dua” lalu membayangkan anak kembar, yang apa-apanya persis (kecuali yang tidak). Dari luar kedalam, buah itu tersusun dari kulit licin dan sabut berserabut yang melindungi biji tunggal yang lebih kurang agak seperti telur lonjong juga. Dinding biji ini bergambar seperti jala. Sebenarnya ya biji inilah yang sesudah digunting menjadi cuilan kecil-kecil dengan gunting pinang, dipakai sebagai ramuan makan sirih. Jelas bukan buahnya yang terdiri atas sabut berkulit hijau (kalau masih muda), kuning (kalau sudah masak), atau merah cokelat (kalau sudah tua) itu yang dimakan. Namun, naga-naganya kita belum waktunya membetulkan nenek moyang kita yang”makan buah pinang”itu sebagai”makan biji pinang”
       Buah itu dihasilkan oleh pohon yang batangnya lurus tinggi semampai. Daunnya yang bersirip agak melengkung membentuk tajuk diujung batang, bagus sekali. Dulu, ketika nenek moyang kita belum mengenal pinang merah dan jenis-jenis palem hias lainnya, pinang sirih arecacatechu masih banyak dipakai sebagai penghias kebun pekarangan. Sebagai tanaman yang agak kekeringan, pinang sirih ini sesuai sekali dengan keadaan halaman kota-kota besar yang lupa disiram daripada sering dingat.
       Daerah asal Arecacatechu tidak begitu jelas. Ada yang menulis semenanjung tanah melayu, ada yang menduga Filipina. Tapi anehnya, hutan pinang dulu justru ditemukan luas sekali di Aceh dan Sumatra utara,sampai pantai utara Aceh dulu terkenal sebagai pantai pinang. Barangkali ujung utara Sumatra itu dulu-dulunya juga masih menyatu dengan semenanjung tanah melayu berikut pulau pinangnya, ketika biji pinang purba mulai menyebar.
Pinang muda bisa dimanfaatkan oleh industriawan sebagai sumber bahan baku cat arecared, pemerah kain katun.

Manfaat dan resep yang menggunakan tanaman pinang dalam penyembuhan : 
1. Cacingan : biji pinang 1/4, umbi temu lawak 1/2 jari (1 jari sama dengan panjang jari orang normal antara 6-8 cm), kunyit  1/2 jari, akar delima 1 jari, daun ketepeng 4 helai, kulit pulasari 1/2 jari, dan gula aren 3 jari. Semuanya dicuci dan dipotong seperlunya kemudian direbus dengan air bersih 1 1/2 gelas bersama biji mentimun 1 sendok teh dan buah adas 1/2 sedok teh, sampai air rebusan itu tinggal 3/5-nya.sesudah dingin disaring, lalu diminum sekali sehari sebanyak 3/5 gelas itu. 
2. Kudis : biji pinang 1, biji kembang pulu 2, kulit batang tanjung 1 1/2 jari, kulit batang turi 2 jari, umbi temu ireng 1 1/2 jari, dicuci bersih dan ditumbuk halus, lalu diremas dengan minyak kelapa 5 sendok makan, untuk kemudian digosokkan. 
3. Disentri : 1 biji pinang ditumbuk, lalu diseduh dengan 1 gelas air panas selama beberapa jam. Setelah itu airnya diminum. Lakukan 2x sehari. 
4. Difteri : 1 biji pinang ditumbuk halus, lalu diseduh dengan 1/2 gelas air panas. Campurkan 1 sendok makan madu. Saat ramuan suam-suam kuku gunakan untuk berkumur, lalu sedikit demi sedikit ditelan. Lakukan 3x sehari, masing-masing 1 sendok makan. 
5. Batu ginjal : Kepala putik, tongkol muda, dan daun pinang dicampur dengan 1 tanaman meniran, lalu diseduh dengan 1 gelas air panas. Minum ramuan ini setelah dingin 2x sehari, masing-masing 1/2 gelas. 
6. Sariawan : 1 biji pinang, 1  jari temu kunci diiris-iris, dikunyah-kunyah selama 5 menit.kemudian buang ampasnya. 
7. Mimisan : 1/3 biji pinang ditumbuk halus, lalu diseduh dengan 1/2 gelas air panas. Masukkan 1 sendok makan madu. Minum ramuan ini 2x sehari. 
8. Perawatan Gigi : Resep I  ; 1/2 biji pinang muda ditumbuk dengan 1 gelas air panas. Setelah agak dingin gunakan untuk berkumur. Resep II ; kunyah biji pinang selama 5 menit, lalu ampasnya buang.


0 comments:

Post a Comment