Sebelum meletusnya Perang Asia Timur Raya, Jepang memetakan wilayah Asia Tenggara menjadi 2 bagian, yaitu :
1.  Wilayah  A, yaitu beberapa koloni Inggris, Belanda dan Amerika Serikat yang  meliputi wilayah ; Semenanjung Melayu, Kalimantan Utrara, Philipina dan  Indonesia
2.  Wilayah B, yaitu koloni Perancis yang meliputi Vietnam, Laos dan kamboja
Jepang  menguasai kawasan Asia Tenggara, khususnya wilayah A dengan tujuan ;  menjadikan kawasan Aasia Tenggara sebagai sumber bahan mentah bagi  industri perang dan pertahanannya. Jepang juga berusaha memotong garis  perbekalan musuh yang berada di wilayah ini.
        Jepang  memperoleh kemenangan mudah untuk menduduki Indonesia yang dikuasai  Belanda pada bulan Januari 1942. Dimulai dari wilayah Tarakan  (Kalimantan Timur) sebagai penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia,  berturut-turut kemudian wilayah Balikpapan, Ambon,Kendari, Pontianak  dapat dikuasai pada bulan yang sama. Pada bulan Pebruari 1942 Jepang  berhasil menguasai Palembang.
        Untuk menguasai Indonesia, Jepang menggunakan 2 jalur, yaitu :
1    Lewat Philipina ; Tarakan, Balikpapan, Bali, Rembang Indramayu
2.  Lewat Semenanjung Melayu ; Palembang, Pontianak, Tanjung Priok
        Pada  tanggal 5 Maret 1942 tentara Jepang berhasil menguasai Batavia. Karena  semakin terdesak serta tidak adanya bantuan dari Amerika Serikat  akhirnya Belanda terpaksa harus menyerah tanpa syarat kepada Jepang  melalui Perjanjian Kalijati (Subang Jawa barat) pada tanggal 8 Maret  1942. Perjanjian ini ditandatangani oaleh Jenderal Teerporten  selaku wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Indonesia (Tjarda Van  Stackenborg Stackhouwer) dengan Jenderal Immamura sebagai Pimpinan bala  tentara Jepang di Indonesia
  Setelah berhasil menguasai Indonesia Indonesia, pemerintah bala tentara Jepang membagi Indonesia menjadi 3 bagian, yaitu :
1.  Wilayah I,   : terdiri atas Jawa dan Madura serta diperintah oleh Tentara Keenambelas Rikugun (Angkatan Darat) yang berpusat di Jakarta
2.  Wilayah II,     : terdiri atas ; Sumatera dan diperintah oleh Tentara Keduapuluhlima Rikugun dengan markas di Bukit Tinggi (Sumatera Barat)
3.  Wilayah III,   :  terdiri atas ; Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali dan Nusa Tenggara,  diperintah oleh Armada Selatan kedua Kaigun (Angkatan Laut) yang  berpusat di Makasar 
I   Pengaruh Pendudukan Jepang Terhadap Berbagai Sendi Kehidupan Bangsa Indonesia
        Sadar bahwa posisinya dalam menghadapi Perang Asia Timur Raya, pemerintah Bala Tentara Jepang berusaha untuk  menarik simpati bangsa Indonesia dengan berbagai cara :
1. mengklaim  dirinya sebagai saudara tua bangsa Indonesia yang datang untuk  melepaskan bangsa Indonesia dari cengkeraman penjajahan Belanda
2.  memperdengarkan lagu Indonesia Raya dengan intensitas yang sering pada siaran radio Tokyo
3. membebaskan para tokoh pemimpin bangsa Indonesia yang diasingkan oleh Belanda, seperti ; Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
4. melakukan propaganda Gerakan Tiga A, yang meliputi :
a.       Jepang/Nipon Cahaya Asia
b.      Jepang/Nipon Pelindung Asia
c.       Jepang/Nipon Pemimpin Asia                                        
5. melarang penggunaan bahasa Belanda dan mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia dalam percakapan resmi
        Berbagai  bentuk cara pemerintah bala tentara Jepang untuk menarik simpati bangsa  Indonesia pada masa awal kedatangannya di Indonesia, cukup mendapat  sambutan yang baik dari bangsa Indonesia, apalagi bangsa Indonesia,  khususnya masyarakat Jawa sangat percaya pada “Jongko Joyoboyo” (Ramalan Joyoboyo) yang menyebutkan akan datangnya “Jago wiring kuning cebol kepalang soko wetan” yang akan berkuasa di Jawa seumur jagung.
Namun  kedatangan pasukan Jepang dengan segala propagandanya tersebut  merupakan mimpi buruk bangsa Indonesia yang mengharapkan terbebas dari  belenggu penjajahan. Berbagai tindakan pemerintahan bala tentara Jepang  sangat menyengsarakan bangsa Indonesia:
a.      Pemerasan Sumber Daya Alam
Cara-cara Jepang untuk mengeruk kekayaan alam / bahan mentah guna kepentingan industri perang diantaranya :
1. semua harta peninggalan Belanda di Indonesia di sita
2. melakukan monopoli penjualan hasil perkebunan
3. melancarkan kampanye pengerahan barang-barang dan menambah bahan pangan secara besar besaran
4. tanaman perkebunan yang tidak berguna dimusnahkan dan diganti dengan tanaman pangan
5. rakyat hanya boleh memiliki 40 % dari hasil panen, sedangkan yang 60 % harus diserahkan kepada Jepang
6. rakyat dibebani tambahan untuk menanam pohon jarak sebagai bahan minyak pelumas senjata dan mesin perang.
b.      Pemerasan Sumbar Daya Manusia
Untuk memanfaatkan tenaga bangsa Indonesia dalam membantu  kepentingan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya, pemerintah bala tentara Jepang melaksanakan :
1.      Romusha
      Bentuk kerja paksa seperti halnya pada masa pemerintahan Hindia Belanda  (Kerja Rodi) juga terjadi pada masa pendudukan bala tentara Jepang, yang disebut dengan Romusha.  Para tenaga kerja paksa ini dipaksa sebagai tenaga pengangkut bahan  tambang (batu bara) , pembuatan rel kereta api serta mengangkut hasil  hasil perkebunan.Tidak terhitung berapa ratus ribu bahkan jutaan rakyat  Indonesia yang menjadi korban romusha. Untuk menarik simpati bangsa  Indonesia terhadap Romusha, Jepang menyebut romusha sebagai “Pahlawan Pekerja/Prajurit Ekonomi” 
2.      Pembentukan Organisasi Semi Militer :
a)          Seinendan (Barisan Pemuda)
b)          Seinentai (Barisan Murid Murid Sekolah Dasar)
c)          Gakukotai (Barisan Murid Murid Sekolah Lanjutan)
d)          Fujinkai (Barisan Wanita)
e)          Keibondan (Barisan Pembantu Polisi)
f)            Syusintai (Barisan Pelopor)
3.      Pembentukan Organisasi Militer
a)          Pembela Tanah Air (Peta)
b)          Heiho (Pembantu Polisi)  
Kedua organisasi militer ini dibentuk untuk kepentingan mempertahankan tanah air dari serangan musuh.
Terlepas  dari dampak negatif yang timbul dari berbagai pemerasan sumber daya  manusia, pembentukan organisasi semi militer dan organisasi militer oleh  Jepang membawa dampak positif bagi bangsa Indonesia, yaitu memberikan  pengetahuan militer dan strategi perang dalam menghadapi musuh
II  Perlawanan Rakyat Di Berbagai Daerah Pasa Masa Pendudukan Jepang
a.      Kooperatif
      Perjuangan  dengan strategi kooperatif merupakan bentuk perjuangan dengan cara  bersedia bekerja sama atau tidak menentang secara frontal pemerintah  bala tentara Jepang. Tetapi melalui organisasi yang bekerjasama dengan  pemerintah sambil menyusun taktik dan strategi perjuangan. Gerakan  gerakan yang bersifat kooperatif terhadap pendudukan bala tentara Jepang  adalah :
1)      Gerakan Tiga A 
      Gerakan  yang dipimpin oleh Mr. Sjamsudin ini dibentuk oleh Jepang untuk  melakukan propaganda kepada rakyat Indonesia dengan menggunakan semboyan  :
-     Nipon Cahaya Asia
-     Nipon Pelindung Asia
-     Nipon Pemimpin Asia
2)      PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)
      Gerakan bentukan Jepang ini dipimpin oleh 4 serangkai, yaitu :
-     Ir. Soekarno
-     Drs. Moh. Hatta
-     Ki Hajar Dewantara
-     K.H. Mas Mansyur
3)      Jawa Hokokai
      Putera  yang dibentuk Jepang untuk menghimpun tenaga rakyat dalam membantu  Jepang menghadapi Sekutu, ternyata digunakan oleh para pemimpinnya untuk  menentang kekejaman Jepang dan menentang penindasan.
      Pada bulan Maret 1944 Putera dibubarkan dan digantikan dengan Himpunan Kebaktian Jawa (Jawa Hokokai).
4)      GEMPAR (Gemblengan pemuda Asia raya)
      Organisasi  ini dibentuk Jepang dengan tujuan menggembleng para pemuda supaya  memiliki rasa nasionalisme dan bekerjasama dengan Putera.
b.      Gerakan Bawah Tanah 
   Gerakan  ini dimotori oleh para pemuda. Gerakan bawah tanah merupakan perjuangan  yang dilakukan secara rahasia / tersembunyi / illegal ini muncul  sebagai akibat dari pelarangan dan pembubaran partai partai politik oleh  Jepang. Aktivitasnya adalah menyusun kekuatan dan mempropagandakan  pentingnya kemerdekaan serta memantau perkembangan Perang Asia Timur  Raya. Gerakan ini juga sering disebut sebagai GERINDOM (Gerakan  Indonesia Merdeka) yang bertujuan untuk menyadarkan para pemuda untuk  tetap semangat dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
1)      Kelompok Sutan Sjahrir
      Kelompok ini sangat mendukung demokrasi parlementer model Eropa Barat.
2)      Kelompok Amir Syarifudin
      Kelompok  ini juga anti fasis dengan menolak sama sekali kerja sama dengan  Jepang. Tahun 1943 Ia ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Tetapi atas  bantuan Ir. Soekarno hukumannya diubah menjadi hukuman seumur hidup.  Setelah Jepang menyerah ia bebas dari hukuman
3)      Golongan Persatuan mahasiswa
         Kelompok ini beranggotakan ; Jusuf Kunto, Supeno, Subandrio. Mereka sangat anti kepada Jepang dan bekerjasama dengan kelompok Sjahrir.
4)      Kelompok Sukarni
      Yang  masuk dalam kelompok ini adalah Sukarni, Adam Malik, Pandu Wiguna,  Chaerul Saleh. Kelompok ini kemudian sangat besar peranannya dalam  proklamasi
5)      Kelompok Kaigun
      Kelompok  ini adalah kelompok yang sangat dekat hubungannya dengan tokoh tokoh  Angkatan laut Jepang yang bersimpati terhadap perjuangan bangsa  Indonesia seperti laksamana Maeda. Dalam kelompok ini ada Mr. Ahmad  Soebardjo, AA Maramis, Buntaran Martoadmojo. Kelompok ini bekerja dengan  sangat hati hati menghindari kecurigaan Jepang
6)      Pemuda Menteng
      Kelompok ini adalah kelompok yang bermarkas di Gedung Menteng 31 Jakarta, diantaranya ada ; Tan Malaka, Wikana.
c.       Perlawanan Bersenjata
1)      Perlawanan Militer
Perlawanan  terhadap Jepang ini dipimpin/dimotori oleh organisasi militer bentukan  Jepang, yaitu PETA (Pembela tanah Air). Perlawanan Peta terhadap Jepang  terjadi di :
1.      Blitar, dipimpin oleh Sudancho Supriyadi
2.      Cilacap, dipimpin oleh Budancho (komandan regu) Khusaeri
Dua perlawanan oleh Peta ini akhirnya mengalami kegagalan, karena belum dipersiapkan secara matang.
2)      Perlawanan Rakyat
      Mengapa perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah pada masa pendudukan Jepang mayoritas dipelopori oleh para ulama ?
      Selain  karena kekejaman dan penindasannya kepada bangsa Indonesia, pada masa  pendudukan bala tentara Jepang mewajibkan kepada bangsa Indonesia untuk  mengikuti tradisi bangsa Jepang untuk melakukan Seikeire. Yaitu  suatu tradisi untuk menghormati kearah matahari terbit. Berdasarkan  ajaran agama Shinto di Jepang, rakyat Jepang sangat meyakini bahwa  Kaisar Jepang adalah keturunan Dewa Matahari (Dewa Tertinggi dalam  kepercayaan bangsa Jepang) Amaterasu Omikami. Untuk itu setiap matahari  terbit (sekitar pukul 06.00 pagi hari) dalam upacara kecil, para anggota  pasukan Jepang melakukan seikeire dengan cara membungkukkan badan  kearah matahari terbit.
      Tradisi  inilah yang oleh para ulama dan umat Islam dianggap sebagai penghinaan  dan menyekutukan Tuhan. Sehingga timbulnya perlawanan-perlawanan rakyat  terhadap Jepang diawali dari kaum ulama dan umat Islam. Tercatat dalam  sejarah beberapa perlawanan bersenjata seperti :
1. Perlawanan rakyat Aceh (Cot Plieng) yang dipimpin oleh Ulama Besar Aceh Tengku Abdul Jalil 
2.  Perlawanan  rakyat Sukamanah, Singaparna (Tasikmalaya) yang di pimpin oleh pimpinan  pondok pesantren Sukamanah, Kyai Haji Zaenal Mustofa.
III Upaya Mempersiapkan Kemerdekaan Melalui BPUPKI
   Pada  akhir tahun 1944, kedudukan Jepang dalam perang Asia Timur Raya semakin  terdesak. Kekalahan Jepang di Asia Pasifik tinggal menunggu waktu Pada  situasi yang semakin gawat tersebut perlawanan dari rakyat Indonesia  semakin menyala. Dalam menyikapi hal ini, Perdana Menteri Jepang Koiso  mengeluarkan janji akan memberikan kemerdekaan pada bangsa Indonesia.  Janji ini diucapkan pada tanggal 9 September 1944.
   Sejak  saat itu di semua kantor-kantor pemerintah dan sekolah diperbolehkan  kembali mengibarkan bendera merah putih berdampingan dengan bendera  Jepang “Hinomaru”. Penggunaan bahasa Indonesia semakin mendapat  tempat. Di kantor, sekolah dan media massa orang orang menggunakan  bahasa Indonesia. Mereka berusaha menunjukkan dirinya bahwa mereka  memiliki identitas tersendiri sebagai bangsa
   Setelah  pasukan Sekutu berhasil menguasai Tarakan dan Balikpapan dan Jepang  tinggal berperang sendirian melawan sekutu (Jerman sudah menyerah  tanggal 7 Maret 1945, demikian juga Italia), pada tanggal 1 Maret 1945  Jepang membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)  yang diketuai oleh KRT dr Radjiman Wedyodiningrat. Dalam badan tersebut  beranggotakan 7 orang Jepang tetapi mereka tidak mempunyai hak suara.
Sejak dibentuk BPUPKI mengadakan sidang dua kali, yaitu :
1)      Sidang pertama (29 Mei s/d 1 Juni 1945) 
      Membahas  masalah dasar Negara Indonesia merdeka. Tokoh-tokoh yang berjasa  mengusulkan konsep dasar Negara, yaitu : Mr. Muh. Yamin, Prof. Soepomo  dan Ir. Soekarno. Konsep dasar yang dipaparkan Ir. Soekarno diberi nama Pancasila. 
|     Konsep Dasar Negara   Mr. Muh. Yamin : 1.     Peri kebangsaan 2.       peri   Kemanusiaan 3.       Peri   Ketuhanan 4.       Peri   Kerakyatan 5.       Kesejahteraan   Rakyat  |        Konsep Dasar Negara   Ir. Soekarno : 1.     Kebangsaan Indonsia  2.       Internasionalisme   atau peri kemanusiaan 3.       Mufakat   atau demokrasi 4.       Kesejahteraan   Sosial 5.       Ketuhanan   Yang Maha Esa   |   
2)   Sidang Kedua (10-17 Juli 1945)
Dalam  siding kedua ini dibahas rancangan undang undang dasar oleh Panitia  Sembilan yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Dalam sidang ini juga  diputuskan tentang :
1. Pernyataan Indonesia Merdeka
2. Pembukaan Undang Undang dasar
3. Batang Tubuh
Oleh Muhammad Yamin hasil Panitia Kecil (9) ini diberi nama Piagam Jakarta (Jakarta Charter)






Copas tolol!
ReplyDeletecopas siapa gan ?
Delete